h1

KONSTRUKSI SOSIAL PENGUKUR KINERJA ENTITAS BISNIS: STUDI KASUS UKM DI KUDUS

July 23, 2011

Definisi kebudayaan menurut Suparlan (1986) adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang isinya adalah perangkat-perangkat, model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukannya. Dengan kata lain kebudayaan adalah pedoman bagi kehidupan masyarakat yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat tersebut. Melalui pendefinisian ini akan memungkinkan agama dapat dikaji.

h1

KEMANFAATAN CAPACITY COST REPORTS DALAM PENINGKATAN KINERJA LABA: SUATU STUDI EKSPERIMEN

July 20, 2011

Laporan Biaya Kapasitas bagi Manajemen Laporan biaya kapasitas (capacity cost reports) adalah laporan biaya kapasitas yang memisahkan antara biaya dari “porsi” kapasitas yang digunakan dengan “porsi” kapasitas yang tidak digunakan (Buchheit, 2003). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, “porsi” kapasitas yang tidak digunakan merupakan kelompok biaya dari berbagai aktivitas yang tidak bernilai tambah. Penyajian capacity cost reports dapat berguna bagi manajemen setidaknya untuk empat alasan berikut (Buchheit, 2003): (1) pelaporan kapasitas akan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan tentang kapasitas yang belum terpakai apabila sebelumnya belum ada laporan tersebut, (2) pelaporan kapasitas dapat mengubah perilaku, apabila pengambil keputusan percaya bahwa pengurangan biaya kapasitas tak terpakai akan mampu meningkatkan keamanan kerja dan kompensasi mereka, (3) pelaporan kapasitas menyajikan biaya produk yang tidak tergantung dari volume outputnya, dan (4) pelaporan kapasitas memberikan signal yang menguntungkan bagi pengambil keputusan agar mereka lebih menekankan pada pengelolaan biaya kapasitas tak terpakai.

h1

THE IMPACT OF TARGET SETTING ON MANAGERIAL MOTIVATION AND PERFORMANCE

July 20, 2011

Problem Formula and Research Goals Comparing the definitions of motivation and commitment reveals an obvious similarity. Both have been described as energizing forces with implications for behavior. However, that (Pinder, 1998) described motivation is a set of energizing forces. Also, that (Meyer, 2001; Herscovitch, 2001) defined commitment as a force that binds an individual to a course of action. This implies that motivation is a broader concept than commitment and that commitment is one among a set of energizing forces that contributes to motivated behavior. On the linking of managerial perception on motivation and performance, a statement (Baiman, 1982, 1990) that the relationship of middle managers and the organisation is in conflict, that‟s not in seriously management control, the accomplishment of targets can‟t be setting. Whereas, the need to focus on three views in participating of managers‟ on designing the change development, specify these targets effectively, and getting strategy scope to accomplish them. In this era, some companies tries to be aware in obtaining their target largely, these are managerial behavior and their decision can act as a bridge for. Thus, based on that statement, the research questions we explain are:

 

h1

CORPORATE CONTROL AND FIRM PERFORMANCE: DOES THE TYPE OF OWNERS MATTER?

July 20, 2011

Within agency theory, ownership structures determine the distribution of corporate control that lead to the nature of agency conflict specific to the firm (Barca & Becht 2001). In the dispersed firm, agency problems stem from the divergence of interest between those of managers and those of owners, where the free riding problem associated with diffused shareholders has been quoted as leading to a weak monitoring. Shleifer and Vishny (1986) argue that large shareholders might serve as a governance mechanism as a significant ownership provides the holders with the incentive and power to vote against management actions. Accordingly, it is asserted that blockholder facilitates disciplinary action and creates the condition necessary for effective corporate governance (Smith & Walter 2006). Empirical works claim that the presence of a blockholder may mitigate the agency problem as this type of owner has the incentive to monitor and the power to discipline management (Clyde 1997; Jones, Lee & Tompkins 1997; Jiambalvo, Rajgopal & Venkatachalam 2002). Moreover, Maug (1998) argues that monitoring by large shareholders is also associated with the capital gain associated with their private information from monitoring actions, where such benefit is theoretically supported since the trade-off between liquidity and control does not exist.

h1

PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JUSTICE DAN TINGKAT ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGANGGARAN MODAL

July 17, 2011

Banyak pertimbangan-pertimbangan yang dibuat dalam mengambil keputusan dalam penyusunan anggaran modal untuk melakukan investasi. Pengambilan keputusan yang rasional menyebutkan bahwa manajer perusahaan berusaha memaksimalkan keuntungan perusahaan. Manajer harus melakukan investasi pada proyek-proyek yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan secara periodik menilai kinerja ekonomis dari proyek-proyek itu. Mereka harus meneruskan proyek-proyek yang menguntungkan, dan untuk menghindari kerugian maka manajer harus menghentikan proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Individu atau manajer umumnya mempunyai kesulitan dalam memisahkan keputusan yang diambil sebelumnya dengan keputusan yang berhubungan ke masa depan. Sebagai konsekuensinya, individu akan cenderung membiaskan keputusannya oleh karena tindakan di masa lalu dan mempunyai tendensi untuk mengeskalasi komitmen terutama bila menerima umpan balik negatif (Bazerman, 1994).

h1

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSEPSIAN PADA PENCIPTAAN BUDGETARY SLACK

July 16, 2011

Profesionalisme Akuntan Manajemen

Profesi akuntan manajemen disebut juga sebagai akuntan intern yang bekerja pada sebuah perusahaan dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan mengenai investasi jangka panjang (capital budgeting), menjalankan tugasnya sebagai akuntan yang mengatur pembukuan dan pembuatan ikhtisar-ikhtisar keuangan atau membuat (mendesain) sistem akuntansi perusahaan (Davis et al. 2006). Profesionalisme adalah pelaksanaan atau kualitas yang merupakan karakteristik atau tanda suatu profesi atau seorang profesional (Mintz, 1992). Pada struktur organisasi unit bisnis, akuntan manajemen bertanggung jawab kepada manager unit bisnis perihal pembuatan anggaran. Manager unit bisnis bertanggung jawab terhadap perencanaan dan koordinasi untuk masing-masing fungsi (Anthony dan Govindarajan, 2007). The Institute of Management Accountants (IMA) menyatakan bahwa akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi secara adil dan obyektif dan mengungkapkan sepenuhnya semua informasi relevan yang secara wajar diharapkan mempengaruhi pemahaman maksud laporan, analisa, dan rekomendasi yang disajikan (IMA, 1997, seksi 1c dalam Davis et al. 2006).

h1

Anda Ingin Sukses Ujian CPNS!!!

October 18, 2010

Sudahkah Anda mempersiapkan diri untuk mengikuti Tes CPNS 2010? Jangan Tunda dan Sia-Siakan Kesempatan Anda Tahun Ini Untuk Mengikuti Tes Seleksi CPNS 2010-201, hanya karena Anda merasa kurang persiapan. Persiapan Merupakan Modal Utama Kelulusan Anda Mengikuti Tes CPNS 2010-2011. Ayo siapkan diri anda dengan bergabung bersama para pelamar lainnya di cpnsonline.com.

h1

Hubungan Pengungkapan Sosial dengan Reaksi Investor

June 12, 2010

Pengujian terhadap reaksi pasar melalui indikator harga dan volume perdagangan saham lebih dikaitkan dengan pengujian terhadap hipotesis efisiensi pasar. Sebuah pasar yang efisien akan tercermin dari cepatnya investor bereaksi terhadap masuknya informasi baru, yang mana bila pelaku pasar (investor) menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang baik (god news) maka akan ada reaksi investor yang tercermin melalui peningkatan harga saham maupun volume perdagangan saham. Bentuk efisiensi pasar menurut Jogianto (1998) dapat ditinjau dari dua segi yaitu: 1) ketersediaan informasi dan 2) dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan informasi  yang  tersedia. Pasar efisien ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan pasar efisien secara informasi (informationally efficient market), sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market).

Jogiato 1998 ; Hubungan Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan Dengan Volume Penjualan Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan High Profile di BEJ).

h1

Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan

June 12, 2010

Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal efisien (Hendriksen, 1996)..  Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan informasi yang wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary), (Wolk, Francis, dan Tearney dalam Utomo, 2000).

Utomo, Muhammad Muslim,2000; Praktek Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan Antara Perusahaan-Perusahaan High Profile dan Low Profile).

h1

Pengaruh Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan

June 12, 2010

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan sosial dalam laporan tahunan dengan reaksi investor dimana reaksi investor dicerminkan melalui volume perdagangan saham. Apakah nantinya investor bereaksi atau tidak dapat terlihat dari adanya unexpected trading volume, yaitu selisih antara volume perdagangan sesungguhnya terjadi dengan volume perdagangan normal (Bamber dalam Indah, 2001).

Indah. 2001. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Terhadap Reaksi Investor